Privilese Maskulinitas

Pemilihan nama tokoh Wheeler dalam Revolutionary Road secara gamblang menunjukkan fungsi laki-laki dalam masyarakat: sebagai kendaraan beroda yang menjalankan sistem kapitalisme. Tidak cukup hanya dengan pemilihan nama Wheeler, Revolutionary Road juga menggambarkan bahwa Frank bekerja pada perusahaan Knox Machines. Frank, sebagaimana laki-laki lain sebagai pencari nafkah, adalah juga mesin yang bekerja untuk kapitalisme. Frank diceritakan tidak menyukai perusahannya, ia bahkan membenci pekerjaannya. Ayah Frank bekerja di perusahaan yang sama selama puluhan tahun, namun perusahaan tidak mengingat dedikasinya. Ayah Frank sama seperti mesin-mesin di Knox Machines, hanya dinilai dari nominal kontribusinya untuk memberikan pundi-pundi pada perusahaan.

Pada banyak adegan, Frank digambarkan berada pada kerumunan laki-laki pekerja. Kesemuanya berpakaian abu-abu, “atribut” khas para pekerja kantoran zaman itu. Pada maskulinitas modern, laki-laki mesti berada dalam kumpulan laki-laki (Mosse, 1996), meski sebenarnya modernitas menyeragamkan mereka. Sebab jika tidak berada dalam gerombolan, laki-laki menjadi atomis, anonim, sebagaimana ayah Frank dan “terlupakan”. Pekerjaan ayah Frank di Knox Machines, yang kemudian dilanjutkan Frank, sekaligus menunjukkan bagaimana maskulinitas diwariskan (Mosse, 1996).

Dunia luar rumah yang menjadi rutinitas keseharian Frank sekaligus menunjukkan posisi laki-laki pada ranah publik. Ia memiliki keleluasaan dan kuasa. Adegan-adegan Frank secara visual menunjukkan bagaimana ia berada pada ruang yang luas dan terbuka. Sebagai orang yang mencari nafkah, dalam keluarga ia memiliki kekuasaan finansial, dan sebagai kepala keluarga dia memiliki posisi untuk dipatuhi oleh istri dan anak-anaknya.

Keleluasaan dan privilese Frank sebagai sosok maskulin ideal modern tercermin dalam adegan hubungan terselubung antara Frank dengan sekretaris di perusahaannya. Di kantor, superioritasnya tergambar pada adegan Frank memberikan pengarahan pada sang sekretaris. Di luar kantor, visualisasi adegan menunjukkan bagaimana sang sekretaris terpesona pada Frank.

Hubungan terselubung Frank dan sang sekretaris sekaligus pula menunjukkan bahwa dalam kerangka berpikir patriarki, agresivitas maskulin diwajarkan. Jika pada bagian awal film penonton diperlihatkan bagaimana Frank, dengan tatapan maskulinnya, mendekati April, kini Frank juga yang lebih dulu berselingkuh dari April.

Domestifikasi Perempuan

Kehidupan April persis berkebalikan dengan Frank, dan hal itu ditampilkan pula dalam visualisasi adegan. April terkungkung dalam tembok rumah. Ruang yang dimilikinya sempit, bahkan bernuansa claustrophobic. Berbeda dengan Frank, sebagai perempuan April tidak memiliki kuasa dan privilese. Frank tidak perlu memilih antara menjadi suami, ayah, kepala keluarga, dan “pria karier”. Setelah menikah April melepas kariernya sebagai aktris teater, dan mesti menjalankan peran sebagai istri dan ibu “yang baik”.

Pekerjaan April sebagai ibu rumah tangga tidak memiliki “jam kantor” seperti Frank, dan ironisnya ia adalah pekerja tanpa upah. Pada salah satu adegan ditampilkan bahwa April yang berada pada kondisi marah dan kecewa mesti tetap memasak hidangan bagi keluarganya. Jurang antara laki-laki di sektor publik dan perempuan di sektor domestik juga tercermin dari adegan ketika April tidak mengetahui apa pekerjaan Frank. Mesin yang dipasarkan Frank adalah alat produksi, dan dari sini kita bisa melihat, bahwa perempuan memiliki akses minimal pada alat produksi.

Pembagian teritori ditampilkan pula oleh Revolutionary Road pada adegan berkendara. Jika Frank memiliki mobil dan mengendarainya, tidak demikian halnya dengan April. Dalam heteronormativitas, hal-hal remeh-temeh mengenai siapa pengemudi dan siapa penumpang juga turut diatur.

Keluarga Wheeler memiliki tetangga, keluarga Campbell. Keluarga Champbell menjadikan keluarga Wheeler sebagai panutan karena dianggap sebagai keluarga yang ideal. Shep Campbell iri pada Frank karena ia merasa kurang berwibawa di hadapan anak- anaknya, serta ia diam-diam menyukai April. Pada salah satu adegan, sang istri Milly Campbell, tengah mematut diri di depan cermin dan menanyakan pendapat sang suami apakah ia cantik. Adegan ini menjadi ironis karena meski Shep mengatakan Milly cantik, ia sebenarnya menyukai April. Milly membutuhkan Shep untuk menjustifikasi eksistensinya sebagai perempuan. Ia tampil cantik bahkan mungkin bukan untuk dirinya sendiri.